Minggu, 20 Maret 2016

Surat Penyesalan atau Kebahagiaan, Cinta?

Setiap orang tentunya pernah merasakan apa yang namanya cinta, cinta memang membuat kita bahagia namun terkadang dari cinta kita bisa merasakan kesedihan maupun kehilangan. Namun tak hanya kesedihan saja, banyak orang yang merasa galau ketika mengalami putus cinta. Sebenarnya cinta itu muncul dan timbul dari suatu rasa yang tumbuh dalam hati. Cinta bukan sekadar perasaan saja akan tetapi sikap saling melindungi dan juga saling menjaga satu sama lain.

Kini serpihan hati yang menemaniku disaat ku membutuhkanmu, namun kau tak lagi disini. Kau takkan bisa membenci jika tak mencinta, namun membenci tak ada gunanya, Maka jangan biarkan cintamu menjadi benci.

Hanya ini yang kumiliki, hati yang telah memilihmu, memilih untuk menjadi pendamping hidupku. Terkadang ada rasa keingintahuan, seberapa seringnya dirimu tertawa bahagia, ketika aku sudah tak ada disampingmu lagi. Walau berusaha berdiri tegar layaknya besi kuat, tetap saja akan berkarat diarungi oleh waktu. Menghadapi semua orang yang terus saja mencoba menjatuhkan dan menyakiti, mengingat senyummu begitu menenangkan pikiranku.

Ya, inilah aku. Yang akan selalu mencintaimu. Sampai ku berada 2 meter bawah tanah. Mungkin lelah dengan situasi ini, semua penyesalan ini, dan semua kebodohan ini, ingin rasanya membuang diri pergi jauh bagai angan yang tak dapat digapai. Namun, ku mengerti bahwa adanya seseorang yang kucinta, dia yang tlah lalu, yang mungkin sangat tak mengharapkan kehadiran sosok ini.

Ketika mencintai adalah sebuah pilihan, aku pasti memilihmu tuk kucintai sepenuh hati. Walau adanya penyesalan dalam diri.

Tuhan, semoga apa yang kulakukan hari ini, dapat memberikan manfaat dan keberhasilan bagiku, dan dirinya. Kuingin cinta ini menjadi kuatku. Agar kelak apa yang terjadi padaku, takkan merubah cinta ini untuknya. Karena, lebih baik ku rindu dalam diam, ingatnya merasakan kenyamanan berada disampingmu, disaat waktu tlah berputar.
Terimakasih, walaupun berujung pahit. Namun, dirimu pernah memberikan manisnya hidup.

Mungkin cerita kita memang tak berjalan mulus, namun setidaknya cerita ini ceria, tetap baik pada khalayak umum. Berharap suatu saat entah kapan, aku bisa melihat senyuman manismu lagi, walau nanti dirimu telah bersama barunya sang Ratu. Dan setegar apapun yang terlihat, diri ini mulai tergopoh yang pergi bersama angin lalu menusuki sanubari.
Mencoba merelakan kepergianmu, dan berusaha tetap tersenyum, walau hati ini masih terasa perih namun ku akui, semua yang ada pada dirimu itu yang buat ku selalu teringat untuk menjadi kuat.

Seandainya dirimu tahu ku disini mengharapkan angin malam yang sejuk ini diiringi senyuman manismu, disisi yang sangat rapuh. Terimakasih untukmu yang pernah tulus menyayangiku, yang aku tak pernah mengerti seberapa besar dirimu mencinta. Sampai kapanpun, cerita cinta kita ini kan terus teringat walau suatu saat nanti kita tak berpegang bersama.

Ku coba hadapi semua yang ada di pelupuk mata, baik buruknya itu semua anggap saja pembelajaran hidup semata.
Terkadang diri ini rindu akan perhatianmu yang dulu kadang ku siakan. Rindu disaat kau genggam erat tangan seakan kau tak mau kehilangan diri ini.

Dan kala nanti, ada saatnya kita harus memilih suatu pilihan berat, antara melanjutkan tapi selalu tertatih atau berpisah tapi kehilangan pasti, dan aku selalu menunggumu untuk bisa mencintaku seperti layaknya dahulu. Karena sulit ketika pertemanan menjadi saling cinta, dan percintaan berujung perpisahan.

Aku yang tak pernah diberikan kesempatan untuk mencintai olehmu, kenangan bersamamu, terlalu indah untuk dilupa begitu saja. Mungkin berat, menjalani hidup tanpamu bak orang asing yang tak pernah berjumpa. Tapi aku akan memulai berawal dari teratuh, duduk, merangkak, berjalan, dan berlari, mengindahkan kebahagiaan tersembunyi di alam sana. Tanpa diri yang pernah melaju pergi. Karena jika kamu benar baik untukku, kamu mungkin takkan pernah berniat meninggalkanku, dengan suatu alasan apapun.
Memang aku tak sesempurna Maha Dewi impian sang pangeran, namun ku telah mengerti arti kekurangan, dan bertahan tak pergi melewati area menusuk hati.

Terkadang tertawa atau bahkan mengeluarkan air mata, sendiri. Mengingat jumpa pertama dimana kau berlomba-lomba dengan yang lain mendapatkan hati ini. Waktu pun terlewati, sebagai pemenang kau lupa mengingat dan menyimpan bagaimana piala ini didapat dan disimpan. Impianku hanyalah melihat lengkukan bibirmu selalu karena diriku. Dan asa ini, semua kan menjadikan kita semakin dewasa, kelak suatu waktu kita kembali bersama, yang mungkin saja takkan pernah lagi, tapi kita sudah tak saling menyakiti. Sekalipun ku merindukan, ku rindu dimana kita saling mengerti, saling mencintai. Tak seperti saat ini, hanya merasakan kuatnya energi rindu yang teramat perih karena menusuk terlalu dalam yang tak akan tercapai.

Ingatkah di kala kita tertawa bersama, saling memberi pundak untuk meredak kesedihan? Dan saat ini kamu memilih meninggalkan itu semua. Singkat memang, cerita cinta yang pernah dijalani ini begitu sulit kulupa hingga ku tak mengerti akan hadirnya cinta yang baru karena bayangan terlintas jelas di pikiran selalu. Sosok masa lalu yang ku kagumi dalam diam.

Banyak yang tak kau tahu tentang perasaan ini. Banyak yang belum kau sadari bahwa cinta jelas padamu. Aku tahu, diri yang bodoh ini mungkin termasuk orang yang telah menghilangkan cinta, maka dari itu maafkanlah dan ku yakin kita kan bertemu di masa depan menjadi orang sukses, kelak. Pengasaan ini hanya kusantunkan kepada Sang Pemilik Hati, alam semesta diciptakan. Semoga hati yang terjaga mengerti dan selalu berpegang teguh di jalan-Nya, tuk menyambut wahai hati yang pantas tuk dirimu


Dan mulai saat ini ku harus terbiasa, sendiri melirih. Karena dirimu yang takkan bisa kembali ke cinta utuh yang mulai rapuh, entah sementara atau bahkan hingga singgahsana.

Kutuliskan, bukan putus cinta menghilangkan anugerah Tuhan, maksudku. Melainkan putusnya suatu ikatan yang pernah dijanjikan. Putus cinta bukanlah akhir dari bagian hidup dan pemberhentian jalan layaknya bis kota di lapang siang, namun awal dari kebaikan yang sebenarnya. Yang telah ditentukan bagaimana nanti yang terbaik untuk semuannya.
Sungguhlah sulit memang tuk dilewati dan kadang menjatuhkanmu ke dasar, namun sadarilah bahwa ia juga memberimu pilihan tuk bangun dan bangkit kembali, mencari penggapaian harap dan meminta tunduk atas telapak tangan pada Maha Kuasa. Setiap insan tak ada yang sempurna, maka sebab itu dirimu diberikan izin untuk mengetahui siapa yang mencintaimu, mengetahui kekuranganmu namun tetap pada keteguhan hati untukmu.

Terimakasih, dirimu yang telah memberiku indahnya kasih, manisnya cinta, dan warnanya hidup. Cinta takkan selesai hanya dengan memiliki raganya saja, dan ku rasa kamu terlalu indah untuk dijadikan teman bersanding sementara. Sampai bertemu dibatas waktu.






Maret, 20.

Dari orang yang menggapaimu dalam doa kasih tulus halaqah cinta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar