Kamis, 26 Februari 2015

KISAH KLASIK YANG TAK TERKENANG



Siang, kawan. Sudah lama ya ga jumpa 4 tahun silam, hehehe. Aku baru on blog lagi, nih.. (padahal emang ga pernah buka ahahaha)

Kali ini, aku pengen banget ceritain ini. Kayaknya menarik juga.. menurutku sih. Tapi, telat nih udah berhari-hari yang lalu, atau bahkan udah seminggu, dua minggu, ah.. oke langsung aja, check it out!

Pagi hari, handphone-ku terus berdering. Aku berpikir, siapa sih sepagi ini udah nge-PING BBM aja, berisik tau, pikirku. Dan dia, ternyata orang. Iya, orang yang pernah mengecewakan, sekaligus partner banyol di kelasku. "Pagi retno :)" sapanya via chat BBM. Karena aku tipe orang yang cuek, cuek banget, aku jawab dengan SPJ (Singkat, padat dan jelas). "Iya." jawabku tanpa menggunakan emoticon sama sekali. "Mau berangkat bareng?" tanyanya to the point. Awalnya aku cuekin chat itu, iba juga jadi akhirnya aku jawab "Terserah.", dia pun menjawab "Oke, saya jemput kamu ya sekarang". Selang beberapa menit, akhirnnya dia sampai di depan rumahku. Aku mengunci pintu rumah dan disapa olehnya "Udah?" aku jawab "Udah", kita berangkat ke sekolah berdua, pakai motor. Aku agak canggung, karena dia juga memang masa laluku.

Sesampainya di sekolah, aku diam sampai memasuki kelas. Teman kelasku memandangiku dengan aneh, 'kenapa sih?' batinku. Dan mereka akhinya membuka mulut, "Ciye retno berangkat bareng, kayaknya bakal ada yang jadian nih hahaha.." mendengar jawaban itu aku tersenyum, dan hanya menjawab "Nggalah, hehe.." aku duduk di kursi yang setiap harinya bergilir satu hari maju satu meja. Saat menyimpan Blazer MPK (Majelis Permusyawaratan Kelas -- Kebetulan memang aku anggota di MPK SMAN 2 Kota Serang) di kursi tempat aku duduk, teman sebangku aku yang emang polos, polos sepolosnya orang polos, dia bertanya padaku layaknya rel kereta api tiada putusnya, "Aih.. retno bareng sama dia? kok mau sama dia? eh tapi terserah eno, ih tapi kenapa bisa bareng sih. jangan mau sih.." aku terdiam, dan menjawab "ngga tau, males juga sebenernya."

Sekolah berakhir, dia yang menjemputku di rumah saat pagi hari menghampiriku agar pulang sekolah bersama. Aku bilang iya, dan begitu seterusnya melewati hari-hariku. Makin hari, makin asing.  Dia yang terlalu baper (bawa perasaan) menganggap diriku jatuh cinta padanya. Awalnya dia bertany padaku, "kamu masih suka sama mantan kamu di SMANSA?" aku jawab "nggak." dan akhirnya dia bertanya "No, saya suka sama kamu" aku jawab lagi "makasih tapi saya ngga mau ngomongin kaya gini dulu, maaf".
"hahaha ngga kok no, saya cuma bercanda :)" sahutnya.

Semenjak itu, jauh jadi semakin canggung. Yang awalnya memang canggung, maka jauh lebih canggung. Sulit memang dalam situasi seperti ini. Bagai dalam 1 kotak yang memiliki kesalahpahaman, membuat diri ini menjadij jauh dan mengakibatkan jarak layaknya negasi seorang teman.